0

agresi belanda di bukit tinggi

Posted by Unknown on 8:09 AM in
Agresi militer Belanda ke-II pada tanggal 19 Desember 1948 merupakan serangan dadakan bagi TNI dan masyarakat Indonesia, sebab Panglima Territorium Sumatera pernah mengatakan bahwa tidak akan ada serangan pasukan Belanda sebelum tanggal 15 Januari 1949. Pasukan TNI sama sekali tidak menduga akan ada pendaratan  satu detasemen komando tentara Belanda di danau Singkarak. Gerak maju pasu-kan Belanda yang pesat dikedua front, yaitu frony utara dan front timur yang dibarengi dengan penembakan-penembakan dari udara oleh pesawat pemburu.
Markas-markas induk TNI seperti Markas Batalyon, Markas Resimen dan Markas Divisi tergesa-gesa meninggalkan lokasi yang sebelumnya berada di daerah perkotaan ke daerah-daerah pedalaman yang tidak terjangkau oleh pasukan Belanda.
Kepindahan markas tersebut tidak diketahui oleh bawahan mereka, sehingga konsulidasi antar kesatuan jadi terputus. Untuk menjalin konikasi yang baik memerlukan waktu berminggu-minggu. Bisa dibayangkan betapa susahnya perjuangan pada masa revolusi kemerdekaan. Wali Perang dan stafnya, Camat Militer dan Bupati Militer tidak punya lokasi yang tetap untuk menjalankan roda pemerintahan. Mereka mengungsi ke daerah pedalaman. Hanya yang bisa ditemui adalah anggota BPNK yang mempunyai pos-pos pengawal tertentu dinagarinya masing-masing.
Pada tanggal 10 Januari 1949, patroli pasukan Belanda bergerak maju ke daerah Suliki, Kab. Lima Puluh Kota dengan kekuatan 1 truk dan 4 Jeep penuh. Patroli tersebut dengan leluasa masuk ke Suliki tanpa perlawanan. Sekitar jam 05:00 pagi mereka tiba dan langsung mengadakan pengeledahan. Bersamaan waktunya dengan kedatangan patroli Belanda ke Suliki, datang juga sebuah Jeep dari Koto Tinggi yang membawa Letkol. Dahlan Ibrahim, Mayor A. Thalib beserta 2 orang ajudan dan seorang sopir dengan tujuan guna meninjau situasi. Karena waktu sholat Subuh telah datang, maka Jeep tersebut berhenti dan mereka sholat Subuh berjamaah.
Untung kedatangan kedua perwira tersebut diketahui oleh anggota BPNK Suliki yang sedang mengawasi gerak-gerik pasukan Belanda. Mereka segera melaporkan situasi bahwa Suliki sudah dikuasai oleh pasukan Belanda. Segera jeep tersebut memutar haluan kembali ke Koto Tinggi, karena Gubernur Militer beserta stafnya berada di Koto Tinggi harus cepat diberitahu tentang kedatangan pasukan Belanda. Selain itu pemancar radio yang digunakan sebagai satu-satunya alat komunikasi mesti diselamatkan.
Kedua perwira tersebut juga memperingatkan warga di sepanjang jalan yang mereka lewati untuk menyingkir karena musuh akan datang. Jam 06:30 mereka telah sampai di Koto Tinggi dan melaporkan keadaan kepada Gubernur Militer Sumatera Barat. Akhirnya diputuskan untuk menyelamatkan dokumen dan barang-barang pemerintah, terutama pemancar radio dan seluruh penduduk Koto Tinggi diperintahkan untuk menyingkir ke hutan.
Ketika patroli Belanda sampai ke Koto Tinggi mereka hanya mendapat Koto Tinggi dalam keadaan lengang dan beberapa unit kendaraan yang rusak terletak di pasar Koto Tinggi. Karena kesal akhirnya mereka membakar kendaraan yang rusak tersebut dan melakukan pengeledahan. Baru jam 10:00 mereka kembali ke kota Payakumbuh tanpa membawa apa-apa.

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 dunia kita-kita All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.