1
Posted by Unknown on 1:36 AM in
TAN MALAKA : GERILYAWAN REVOLUSIONER YANG LEGENDARIS
Diketik ulang dari Brainwashed, Jakarta Extreme Fanzine, June’99, Issue #7.


Tan Malaka –lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka—menurut keturunannya ia termasuk suku bangsa Minangkabau. Pada tanggal 2 Juni 1897 di desa Pandang Gadang –Sumatra Barat—Tan Malaka dilahirkan. Ia termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir,Moh.Yamin dan lain-lain.
Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, berbobot dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjaungan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia mendapat julukan tokoh revolusioner yang legendaris. Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis.Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Syarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus- kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.


0
Posted by Unknown on 1:34 AM in
Syeikh Jamil Jambek, Sang Penentang Hukum Adat

KETIKA usia belasan tahun, Muhammad Jamil Jambek dikenal sebagai parewa (preman) di kampunghalamannya, Nagari Kurai, Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia keluar masuk kampung sebagai jagoan dengan keahlian pencak silat. Banyak pemuda yang takut berkelahi dengannya.

Menyabung ayam, bagian dari tradisi masyarakat Minangkabau kala itu, adalah kebiasaannya. Ia juga pernah mengisap candu. Saking gemarnya mengisap barang haram ini, ia dapat membedakan mana bau rokok dengan bau candu dari kejauhan. Keahlian ini juga yang membuat anak muridnya sering katahuan saat usai mengisap candu.


0

kamu yang ada

Posted by Unknown on 1:33 AM in
wajah yang manis
senyum yang menawan
dan bola mata yang indah
semua itu tentng kamu

kamu yang manis
kamu yang menawan
dan kamu yang indah
semua itu tentang kamu

tak lebih dan tak kurang
rasa itu tumbuh
tak tahu kenapa
tak tahu biasa
tak pernah bertemu sebelumnya
karena kamu adalah bidadari pagi ku

aku ingin merasakan itu
aku ingin kamu merasakan juga
karana kamu adalah surgaku
yang tembus pada saat dunia mulai hilang

aku yang mulai berbicara tentang cinta
aku yang mulai bertindak akan rasa ini
namun aku yang mulai takut akan keilangan
krana semua itu aku yg mencintai kamu apa adanya

kamu adalah bidadari pagi ku
dan kamu adalah surga bagi hatiku yang kosong

0

Syeikh Ahmad Khatib

Posted by Unknown on 8:35 AM in
Syeikh Ahmad Khatib bin Abdul Latif bin Abdullah al-Minankabawi dilahirkan dari keluarga yang berlatar belakang agama dan adat yang kuat pada tanggal 26 Juni 1855 M/6 Dzulhijjah 1276 H di Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya adalah seorang hakim dari kaum Paderi yang sangat menentang keberadaan kolonialisme di Minangkabau, Sumatera Barat.  


1

Pidato Tan Malaka (1922) Tentang Komunisme dan Pan-Islamisme

Posted by Unknown on 9:08 PM in


Penerjemah: Ted Sprague

       Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat pada tanggal 12 Nopember 1922. Menentang thesis yang didraf oleh Lenin dan diadopsi pada Kongres Kedua, yang telah menekankan perlunya sebuah “perjuangan melawan Pan-Islamisme”, Tan Malaka mengusulkan sebuah pendekatan yang lebih positif. Tan Malaka (1897-1949) dipilih sebagai ketua Partai Komunis Indonesia pada tahun 1921, tetapi pada tahun berikutnya dia dipaksa untuk meninggalkan Hindia Belanda oleh pihak otoritas koloni. Setelah proklamasi kemerdekaan pada bulan Agustus 1945, dia kembali ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Dia menjadi ketua Partai Murba (Partai Proletar)), yang dibentuk pada tahun 1948 untuk mengorganisir kelas pekerja oposisi terhadap pemerintahan Soekarno. Pada bulan Februari 1949 Tan Malaka ditangkap oleh tentara Indonesia dan dieksekusi.

0

Kegagalan Historiografi indonesiasentris ??

Posted by Unknown on 9:03 PM in

Penulisan sejarah Indonesia pada masa kolonial umumnya hanya ditulis berdasarkan sumber-sumber Barat peninggalan administrasi kolonial. Kecenderungan para sejarawan yang terlalu menggantungkan sumber-sumber kolonial ini ternyata “menjadi salah satu penyebab gagalnya historiografi Indonesiasentris yang telah dirintis sejarawan Sartono Kartodirdjo.”
Perspektif sejarah indonesiasentris menunjukkan dua babak baru dalam sejarah Indonesia. Pertama, sebagai titik balik historiografi tentang Indonesia yang selama ini bersifat netherlandsentris, kemudian selanjutnya digantikan dengan indonesiasentris. Kedua, dimulainya historiografi Indonesia moderen oleh orang Indonesia dan di negerinya sendiri, dengan ditandai berlangsungnya Seminar Sejarah Nasional Indonesia pertama di Yogyakarta tahun 1957.

0

Haji Miskin

Posted by Unknown on 8:58 PM in
Haji Miskin berasal dari Pandaisikek Tanah Datar, telah ikut serta bersama Tuanku nan Tuo memperbaiki keamanan para pedagang di pedalaman Minangkabau. Ia berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun 1803 bersama Haji Sumanik dan Haji Piobang.  Pada saat berada di Mekah, ia berkenalan dengan aliran Zahiriyah yang dipelopori Muhammad Abdul Ibnu Wahab ( 1703-1792), sebagai lanjutan dari pemikiran Ibnu Taimiyah (1263- 1308). Gerakan ini dikenal dengan nama Gerakan Wahabi yang dapat mempergunakan pengaruh keluarga Su'ud dari Nejd.


Ketiga haji itu menerangkan pengalaman mereka masing-masing selama di Mekah kepada tuanku-tuanku dan alim ulama di Luhak Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh. Pada setiap kesempatan, Haji Miskin menjelaskan aliran Wahabi di Mekah dalam melaksanakan pembaruan agama. Ia bersama Tuanku Nan Tuo menganjurkan kembali ke syariat berdasarkan al Quran. Mereka menentang menafsirkan fikih untuk kepentingan dunia. Menentang bid'ah dan khurafat yang dimasukkan ke dalam Islam. Kembali ke ajaran yang murni, menurut ajaran Wahabi, ialah menentang fatwa-fatwa ulama yang mendasarkannya pada Qur an dan Hadis. Di dalam fikih, kaum Wahabi menentang segala macam qiyas. Di dalam kehidupan sehari-hari, mereka menentang pemujaan orang keramat. Hukumnya disamakan dengan menyembah berhala. Mereka menentang minum khamar, memakai pakaian dari sutra dan memakai perhiasan emas.



0
Posted by Unknown on 11:15 AM in


Jiwa yg sesasat kosong di telan bumi
Kini mati dan perlahan berhenti
Setapak demi setapak menghitamkan jalan ku
Tinggalkan semua masalah tanpa penyelasan
Yg bisa di mengerti oleh ku

Pecahan menjadi serpihan pasir
Terisap nafas sang waktu dan perlahan menghilang
Dan kini tubuh tanpa jiwa ini
Terus berjalan tanpa arah dan tujuan

Bersama hati dan darah yg tersisa
Aku terlahir seperti iblis
Iblis dari tubuh tanpa jiwa
Itulah diriku

0
Posted by Unknown on 11:12 AM in
indah


Semua begitu indah dalam alunan syair lagu yg membawa ku melayang akan sebuah mimpi,keindahan tak luput dri pandangan manusia akan indahnya cinta suci dua insan dimana semua akan selalu di kenang dalam sejarah kehidupan,cinta yg begitu indah dalam hal kebersamaan,ku mulai bermimpi akan sebuah cinta indah,mimpi yg membawa ku akan sebuah angan ntuk bertemu akan sebuah surga cinta,ku mulai mencari-cari sebuah cinta yg ku yakin akan ada padamu,cinta ku yakini akan setia dalam semua hal,senang,sedih,gembira,tawa,ceria,marah,menagis ingin ku lalui bersama mu,tak ada kata penyesalan dalam hidup ku ntuk mendapatkan cinta mu,

                Ku selalu menuggu cinta dari mu krna ku yakin semua akan indah pada waktunya,tak perlu jurang yg memisahkan kita,krna semua itu akan ada di saat kamu merasakan juga cinta dri ku,matahari tak selamany besinar namun cintaku tidak krna kamu selalu menerangi hati ini sampai saat ini,rasa cinta yg ku tahu lahir dri hati yg dalam.

0
Posted by Unknown on 11:06 AM in
Kronologis Perang Dunia II

Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria.
Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini.

Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 atau 15 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua: yaitu Afrika, Asia dan Eropa.

0
Posted by Unknown on 11:03 AM in
KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi S. Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000-1049). Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara anak-anak selirnya. Tidak ada bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi beberapa bagian. Dalam babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima bagian. Tetapi dalam perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut, yaitu Kediri (Pangjalu) dan Jenggala. Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan mendapat ibukota lama, yaitu Dahanaputra, dan nama kerajaannya diubah menjadi Pangjalu atau dikenal juga sebagai Kerajaan Kediri.

0
Posted by Unknown on 11:01 AM in
Inspiring story tentang nilai dari sebuah cinta.

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada
CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya. Awalnya mereka
hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba
naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau
cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak
dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari
pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA.

Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.
"KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong aku!" teriak CINTA. Lalu apa jawab KEKAYAAN,
"Aduh! Maaf, CINTA!" kata KEKAYAAN. "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku.
Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat
lagi bagimu di perahuku ini." Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi
meninggalkan CINTA.

CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya.
KEGEMBIRAAN! Tolong aku!", teriak CINTA. Namun apa yang terjadi, KEGEMBIRAAN terlalu
gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli tak mendengar teriakan CINTA.

Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik. Tak lama
 lewatlah KECANTIKAN. "KECANTIKAN! Bawalah aku bersamamu!", teriak CINTA. Lalu apa
jawab KECANTIKAN, "Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut.
Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut KECANTIKAN. CINTA sedih sekali
mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak.

Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku? Saat itu lewatlah KESEDIHAN.
Lalu CINTA memelas, "Oh, KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu", kata CINTA. Lalu apa
kata KESEDIHAN, "Maaf, CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...",
kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya.

CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus
berharap kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhannya, oh  Tuhan
tolonglah aku, apa jadinya dunia tanpa aku, tanpa CINTA? Pada saat kritis itulah tiba
-tiba terdengar suara, "CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!" CINTA menoleh ke arah
suara itu dan melihat seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh
perahunya. Lalu cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum air
menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan
segera pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar, bahwa ia sama sekali tidak
mengetahui siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu.

CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya
orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah "WAKTU", kata orang itu. Lalu CINTA
bertanya "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman
yang mengenalku pun enggan menolongku", tanya CINTA heran.

"Sebab, kata orang itu, "hanya WAKTU lah yang tahu berapa nilainya harga sebuah
CINTA itu"


0
Posted by Unknown on 10:59 AM in
KEJUJURAN


Kejujuran itu seperti es krim
Kalau tidak dilahap bakalan cepat meleleh
Hilang ditelan hawa panas
Bisep di tangan itu kan otot fisik
Nah, kejujuran itu otot mental
Dan otot harus dilatih terus
Biar kuat
Untuk hari ini latihan kejujuran gw
Jujur pada diri sendiri
Gw takut
Takut kalau intuisi gw
Mengenai banyak hal s’lama ini salah
Gw takut
Takut kalo gw bangun besok
Matahari ngga muncul di timur
Atau
Gimana kalo gw bangun besok
Dan gw baru tau kalau
Kalau hati bisa salah


0
Posted by Unknown on 1:17 AM in
saat cinta ini mulai tumbuh
rasa ingin memiliki itu pasti ada
cinta yg tumbuh begitu dalam
hingga dunia yg kejam ini terasa indah

kamu yg begitu mempesona
kamu yg menberikan senyum manis
dan itu semua tentang kamu
kamu yg menberikan revolusi pada hati ini
aku jatuh cinta pada kamu

ketika hati ini ingin kamu merasakan
tak kan gundah aku ntuk merasakan
rasa yg datang tanpa salam
jatuh kedalam dunia keindahan
dan akhirnya ku begitu terbuai dengan cinta ini

namun sebuah pertanyaan muncul
apakah kamu bisa merasakan itu semua??


0
Posted by Unknown on 10:43 PM
makin hari makin semeraut
mereka yg bangga pernah menjadi raja
membawa mereka sok sekarang
sok akan pernah kekuasaan

mereka yg dulu blum sempurna
bahkan lebih buruk dari sekarang
namun mereka lupa semua
yg terjadi waktu masa mereka

bukan membimbing malah mencaci
bukan membantu malah menjatuhkan
seperti anjing yg lupa akan tuan y
seperti itu pula mereka
yg lupa dengan pa yg mereka buat waktu dulu



0
Posted by Unknown on 10:40 PM in

TAN MALAKA DAN BUKU-BUKU PENJEBOL WACANA

SEBAGAIMANA diutarakan Goenawan Mohamad, pada hari-hari dalam bulan Agustus 1945, yang runtuh bukan sebuah kekuasaan politik. Hindia Belanda sudah tidak ada, otoritas pendudukan Jepang yang menggantikan juga baru saja kalah. Yang ambruk adalah sebuah wacana.
Sebuah wacana adalah sebuah bangunan perumusan. Tapi, yang berfungsi di sini bukan sekadar bahasa dan lambang. Sebuah wacana dibangun dan ditopang kekuasaan dan sebaliknya, membangun serta menopang kekuasaan itu. Ia mencengkeram. Kita takluk dan bahkan takzim kepadanya. Sebelum 17 Agustus 1945, ia membuat ribuan manusia tak mampu menyebut diri dengan suara penuh, ”kami, bangsa Indonesia” -apalagi sebuah ”kami” yang bisa ”menyatakan kemerdekaan” (Tempo, 8/09).
Ya, Agustus adalah puncak gelora revolusi. Jika kemudian sebuah revolusi dimaknai sebagai ”menjebol dan membangun”, yang dijebol adalah wacana kolonial, sedangkan yang dibangun adalah wacana kebangsaan, keindonesiaan: kami adalah bangsa Indonesia.
Terkait hal itu, ungkapan ”pengetahuan adalah kekuasaan” dari Francis Bacon, tampaknya, benar-benar diresapi oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Moh. Yamin, Sukarni, Chairul Shaleh, dan para tokoh pergerakan lainnya.
Misalnya, Sjahrir yang tekun membaca Immanuel Kant, Karl Marx, John Stuart Mill, hingga Ortega Y. Gasset membawanya pada kesimpulan, ”Timur makin memerlukan ilmu pengetahuan dan rasionalisme Barat. Timur tidak lagi memerlukan mistisme dan kepasrahan yang membuatnya menderita.”
Kemudian, Mohammad Hatta suatu saat menulis esai Hindiana! Esai itu berkisah tentang seorang janda kaya bernama Hindiana. Dia menyesal menikah dengan Wollandia karena suami barunya itu mengeruk habis harta Hindiana. Alegori dalam esai Hatta tersebut membuat pemerintah kolonial gelisah dan tak mengira seorang pribumi muda mampu menulis sarkasme seperti itu.
Di antara para tokoh tersebut, yang paling fenomenal sekaligus paling dilupakan adalah Ibrahim Datuk Tan Malaka. Lewat tulisan yang berjudul Naar de Republiek (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, Tan Malaka adalah orang pertama yang menggulirkan pemikiran secara tertulis tentang konsep berdirinya negara-bangsa bernama Republik Indonesia. Gagasan itu jauh lebih dulu daripada pemikiran serupa yang dituliskan Hatta dalam Indonesia Vrije(Indonesia Merdeka): pleidoi Hatta di depan Pengadilan Belanda di Den Haag pada 1928 maupun Menuju Indonesia Merdeka yang ditulis Soekarno pada 1933.
Tan Malaka juga merupakan prototipe pejuang kemerdekaan yang militan dan punya kemampuan lengkap: cerdas dan kreatif di level gagasan, tapi juga cekatan dan ulet dalam mengorganisasi massa rakyat. Tan membuktikannya dengan menulis buku-buku revolusioner, inspiratif, sekaligus membangkitkan semangat anti kolonialisme. Di antaranya, Massa Actie,MadilogDari Penjara ke Penjara, dan Gerpolek.
Khusus untuk buku Massa Actie (terbit 1926), diakui terus terang oleh tokoh pergerakan dan bapak bangsa lain menjadi inspirasi utama bagi mereka untuk meneguhkan idealismenya dalam mengusir penjajahan dari bumi Indonesia. Bahkan, bagi Soekarno, buku itu merupakan ilham sekaligus bahan kutipan untuk menyusun Indonesia Menggugat: pleidoinya yang akhirnya sangat tersohor itu. Tak ketinggalan, frasa ”Indonesia tanah tumpah darahku” dalam lagu Indonesia Raya diakui oleh W.R. Supratman diambil dari bagian akhir buku Massa Actie.
Selama 51 tahun hidupnya, Tan menjelajahi tak kurang dari 21 tempat dan 11 negara dengan kondisi sakit-sakitan serta pengawasan ketat agen-agen Interpol. Mulai Minangkabau (tanah kelahirannya) hingga melanglang buana ke Belanda, Jerman, Inggris, Moskow, Filipina, Burma, Beijing, Thailand, dan kembali lagi ke Indonesia untuk bergerilya ke Banten, Jakarta, Surabaya, Purwokerto, Jogjakarta, hingga tewas ”dibunuh” di Kediri pada 21 Februari 1949. Semua petualangan dan pengorbanan itu dilalui demi satu hal: kemerdekaan Indonesia.
Dalam proses tersebut, Tan juga menghasilkan 23 karya tulis yang turut menerangi obor revolusi. Di antaranya, Parlemen atau Soviet (1920), Si Semarang dan Onderwijs (1921), Naar de Republiek Indonesia (1925), Massa Actie (1926), Manifesto Bangkok (1927), Aslia Bergabung (1928), Madilog(1943), Muslihat (1945), Thesis (1946), Islam dalam Tinjauan Madilog (1948), Pandangan Hidup(1948), Kuhandel di Kaliurang (1948), dan Gerpolek (1948).
Sebagaimana diwartakan majalah Tempo (17 Agustus 2008), semua fakta perjalanan hidup Tan Malaka tersebut diungkap oleh sejarawan Belanda Harry Albert Poeze dalam buku setebal 2.200 halaman yang berjudul Vurguisd en Vergeten, Tan Malaka, de Linkse Beweging en de Indonesische Revolutie (Tan Malaka, Dihujat, dan Dilupakan, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia).
Bak pedang bermata ganda. Di satu sisi, buku itu adalah ensiklopedia lengkap tentang Tan Malaka yang akan memudahkan kita mempelajari sepak terjang Tan Malaka dalam merintis berdirinya republik ini. Di sisi lain, buku tersebut juga menampakkan ironi pemerintah Indonesia: alangkah malunya bangsa kita ketika mengetahui bahwa justru seorang sejarawan Belanda yang proaktif mengungkap sisi-sisi kepahlawanan Tan Malaka. Sedangkan pemerintah Indonesia tidak peduli sama sekali, bahkan seolah ingin menghapus nama Tan Malaka dari sejarah Indonesia. (*)
*) MOHAMMAD AFIFUDDIN , bergiat di Lingkar Studi Filsafat Sense of Aufklarung Community PMII Jember
**) Dikronik dari Jawa Pos edisi 6 Desember 2009

Copyright © 2009 dunia kita-kita All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.