0
mobil murah merupakan program lama orba
Posted by Unknown
on
5:57 PM
in
sejarah kami
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tunky Ariwibowo
mencoba mobil Timor dalam pameran mobil nasional Timor seusai pembukaan pameran
bersama di Gedung Sarinah, Jakarta, 8 Juli 1996 yang diresmikan Hutomo Mandala
Putra atau Tommy Soeharto. Foto: Utun Kartakusumah/Repro buku Suara Pembaruan,
Rekaman Peristiwa 1996.
Mengulang Sejarah Mobil
Murah
Pemerintah Orde Baru
mencanangkan mobil nasional. Dibandrol dengan harga murah karena dibebaskan
dari pajak barang mewah.
PADA 19 September lalu,
beberapa produsen mobil meluncurkan mobil murah dan ramah lingkungan. Kebijakan
pemerintah memfasilitasi lahirnya mobil murah menuai polemik. Salah satunya,
mobil murah hanya akan memperparah kemacetan.
Kebijakan
mobil murah dan ramah lingkungan, dengan pemberian keringanan pajak, diatur
dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 33/M-IND/PER/7/2013.
Kepada pers, Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mengatakan Permenperin
dimaksudkan untuk mendorong dan mengembangkan kemandirian industri otomotif
nasional, khususnya industri komponen kendaraan bermotor roda empat. Mesti
ditunggu apakah kemandirian industri otomotif nasional akan terwujud?
Kebijakan
pemerintah ini seakan mengulang proyek mobil nasional berharga murah rezim Orde
Baru, yang berlandaskan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1996 tentang
pembangunan industri mobil nasional. Pemerintah berdalih, mobil nasional akan
menjadi embrio kemajuan dan kemandirian bangsa dalam industri otomotif.
Kenyataannya
tidak demikian. Pasalnya, Presiden Soeharto menunjuk putra bungsunya, Hutomo
Mandala Putra atau Tommy Soeharto untuk menggarap proyek ini. Tommy mendirikan
PT Timor Putra Nasional (TPN) sebagai perusahaan yang memproduksi mobil
nasional secara massal. Mobilnya diberi nama Timor, kependekan dari Teknologi
Industri Mobil Rakyat.
Tommy
bekerja sama dengan Kia Motors, produsen mobil asal Korea Selatan. Rencananya,
PT TPN akan membuat model mobil Kia Sephia versi Indonesia. Di tahun-tahun
awal, mobil Timor dibuat sepenuhnyacompletely build up (CBU) di
Korea Selatan, lalu diimpor secara utuh ke Indonesia. “Karena fasilitas
perakitan yang belum siap, generasi pertama dari mobil nasional dibuat di Korea
Selatan,” tulis Philippe Ries dalamAsian Storm: The Economic Crisis Examined.
Menurut
MC Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Tommy
mengatakan bahwa dia akan mengirimkan orang Indonesia untuk bekerja di pabrik
Kia di Korea, sehingga akan tepatlah mengatakan mobil itu sebagai mobil
nasional. Namun, segera ketahuan bahwa usaha bersama ini sama sekali tidak akan
membuat mobil nasional di Indonesia.
“Malah, mobil itu
jadinya buatan Kia sepenuhnya yang diberi label mobil nasional, sehingga mampu
terhindar dari segala pajak dan bea masuk dan mendatangkan keuntungan besar
bagi kedua belah pihak,” tulis Ricklefs.
Guna
memuluskan rencana impor itu, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 42
tahun 1996 yang mengizinkan PT TPN mengimpor mobil nasional tanpa dikenakan bea
masuk.
Mobil
Timor secara resmi diluncurkan pada 8 Juli 1996 di Jakarta. Untuk mendongkrak
penjualan, mobil Timor mendapatkan hak istimewa berupa pembebasan pajak barang
mewah yang membuat harganya lebih murah dari mobil lainnya. “PT Timor Putra
Nasional mendapatkan hak istimewa yang luar biasa berupa pembebasan pajak
barang mewah sebesar 60%,” tulis Philippe. “Itu berarti mobil Timor dapat
dijual dengan setengah harga dari mobil-mobil kompetitor.” Harga Timor hanya
dibandrol Rp35 juta atau separuh dari harga mobil sekelas.
Jepang,
Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa memprotes hak istimewa untuk mobil
Timor. Masalah ini dibawa ke World Trade Organization (WTO). WTO memutuskan
agar Indonesia mencabut keputusan penghapusan bea masuk dan pajak barang mewah
mobil Timor. Pada 1997, produksi Timor dihentikan
Post a Comment